Candatangan.site, Purwakarta – Dua Warna Pitohui (Pitohui dichrous), burung asli New Guinea, dinobatkan sebagai burung paling beracun di dunia.
Uniknya, racun yang dimiliki burung ini tidak berasal dari gigitan atau sengatan, melainkan dari bulu, kulit, dan ototnya yang mengandung batrachotoxin. Racun ini juga ditemukan pada beberapa jenis katak beracun di Amerika Selatan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Jika manusia menyentuh burung ini, racunnya dapat menyebabkan mati rasa, sensasi terbakar pada kulit, hingga keracunan serius.
Para ilmuwan meyakini bahwa Pitohui mendapatkan racun tersebut dari makanannya, terutama kumbang beracun dari genus Choresine.
Selain Pitohui, ada beberapa burung lain yang juga mengandung batrachotoxin, seperti Ifrita kowaldi (Ifrita bermuka biru) dan Colluricincla megarhyncha (burung pekakak berleher putih).
Keduanya juga merupakan penghuni asli New Guinea. Keberadaan burung-burung beracun ini menjadi bukti betapa uniknya keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
Artikel ini mengajak kita untuk lebih mengenal keunikan alam, sekaligus mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian habitat alami bagi spesies-spesies langka seperti Pitohui.