Purwakarta – Apa Itu Sensasi dan Mengapa Ia Begitu Powerful? Menurut Damasio dalam bukunyanyang berjudul The Feeling of What Happens: Body and Emotion in the Making of Consciousness. Sensasi adalah respons langsung tubuh dan pikiran terhadap rangsangan fisik atau emosional. Ia bisa berupa detak jantung yang cepat saat gugup, merinding saat terharu, atau bahkan rasa panas di wajah ketika marah.
Tapi tahukah kamu? Sensasi sering kali lebih cepat daripada logika. Otak kita memproses perasaan sebelum kita sempat berpikir rasional. Beberapa dari kita terjebak dalam pola hidup tertentu, karena tubuh “terbiasa” dengan sensasi tertentu. Misalnya:
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!- Orang yang kecanduan drama hubungan karena terbiasa dengan sensasi adrenalin dari konflik.
- Seorang pekerja yang merasa “kosong” saat liburan karena tubuhnya ketagihan sensasi stres deadline.
Studi Kasus: Anna dan Sensasi “Tidak Pernah Cukup”
Anna (nama samaran) adalah seorang wanita karir sukses yang selalu merasa gelisah saat tidak bekerja. Setelah eksplorasi hipnoterapi, ternyata sejak kecil ia terbiasa dengan sensasi “harus membuktikan diri” agar diakui orangtuanya. Itaknya mengaitkan “kecemasan” dengan “kesuksesan”.
Bagaimana Sensasi Bisa Kamu Kelola?
1. Awareness (Kesadaran)
- Setiap kali kamu merasakan emosi kuat (marah, takut, bahagia), hentikan sejenak dan tanya: “Di mana aku merasakan ini di tubuhku?”
- Sensasi fisik adalah petunjuk dari bawah sadar.
2. Reframing (Pembingkaian Ulang)
- Jika kamu selalu merasa “berdebar-debar” sebelum presentasi, katakan pada diri: “Ini bukan ketakutan, tapi semangat!”
3. Anchoring (Jangkar Emosional)
- Ciptakan sensasi positif dengan mengaitkan suatu gerakan (misalnya mengepal tangan) dengan memori bahagia.
Terakhir, kamu bukanlah tawanan dari perasaan yang datang dan pergi. Setiap sensasi adalah bahasa cinta atau luka lama yang butuh didengar. Jika hari ini kamu merasa terjebak dalam emosi yang sama. Ingat, kamu punya kuasa untuk mengubah getarannya.
Mulailah dengan satu tarikan napas, satu pertanyaan jujur: ‘Apa yang benar-benar kurasakan?’ Karena di balik setiap sensasi, ada jiwa yang sedang berbisik dan kamu layak mendengarnya. Mau eksplorasi lebih dalam? Yuk, temukan kekuatan sensasi dalam hidupmu!
Referensi
Damasio, A. (1999). The Feeling of What Happens: Body and Emotion in the Making of Consciousness.