Singapura Setujui 16 Serangga untuk Makanan: Solusi Protein Berkelanjutan

Candatangan.site, Purwakarta – Singapura telah menyetujui 16 spesies serangga untuk dikonsumsi sebagai makanan. Daftar ini mencakup jangkrik rumah (Acheta domesticus), belalang migran Afrika (Locusta migratoria migratorioides), ulat sutera (Bombyx mori), dan lebah madu (Apis mellifera).

Serangga-serangga ini, serta produk yang dibuat darinya, dapat digunakan sebagai makanan, bahan baku untuk industri pangan, atau pakan ternak. Selain itu, beberapa spesies dapat diimpor dalam keadaan hidup dan dibudidayakan secara lokal.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Perlu dicatat bahwa Singapura bukanlah negara pertama yang mengizinkan konsumsi serangga. Uni Eropa, misalnya, telah menyetujui makanan dari empat spesies serangga dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah-langkah seperti ini bertujuan untuk menyediakan sumber protein berkelanjutan bagi populasi global yang terus bertambah serta mengurangi dampak lingkungan dari sektor pertanian.

Latar Belakang Keputusan

Keputusan ini diambil oleh Badan Pangan Singapura (SFA) setelah mengevaluasi keamanan dan potensi gizi dari serangga-serangga tersebut.

Serangga dikenal sebagai sumber protein yang efisien, membutuhkan lebih sedikit air, lahan, dan pakan dibandingkan dengan ternak konvensional. Selain itu, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari budidaya serangga jauh lebih rendah.

Daftar Serangga yang Disetujui

Berikut adalah beberapa spesies serangga yang telah disetujui:

1. Jangkrik Rumah (Acheta domesticus): Sumber protein tinggi yang populer dalam berbagai hidangan.

2. Belalang Migran Afrika (Locusta migratoria migratorioides): Dikonsumsi secara luas di beberapa negara Afrika dan Asia.

3. Ulat Sutera (Bombyx mori): Selain digunakan dalam produksi sutera, ulat ini juga kaya akan nutrisi.

4. Lebah Madu (Apis mellifera): Selain madu, lebah juga dapat dikonsumsi sebagai sumber protein.

Manfaat Konsumsi Serangga

Sumber Protein Berkelanjutan

Serangga membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit untuk dibudidayakan dibandingkan dengan hewan ternak.

Ramah Lingkungan

Budidaya serangga menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dan menggunakan lebih sedikit air.

Kaya Nutrisi

Serangga mengandung protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh.

Tantangan dan Peluang

Meskipun memiliki banyak manfaat, konsumsi serangga masih menghadapi tantangan budaya dan psikologis. Banyak orang merasa enggan untuk mencoba serangga karena persepsi negatif atau ketidaktahuan tentang cara mengolahnya.

Namun, dengan edukasi dan inovasi dalam pengolahan makanan, serangga dapat menjadi bagian dari diet global di masa depan.

Kesimpulan

Keputusan Singapura untuk menyetujui 16 spesies serangga sebagai makanan mencerminkan langkah progresif menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Dengan populasi dunia yang terus bertambah, serangga dapat menjadi solusi penting untuk memenuhi kebutuhan protein tanpa membebani lingkungan.

Langkah ini juga membuka peluang baru bagi industri pangan dan peternakan di Singapura dan sekitarnya.