Terapi Psikologis Psikodrama – Teknik Melatih Karakter Hingga Mengatur Tingkat Emosional

Psikodrama

Terapi Psikologis Psikodrama – Teknik Melatih Karakter Hingga Mengatur Tingkat Emosional

Purwakarta, candatangan – Psikodrama adalah salah satu jenis terapi psikologi berbasis tindakan yang dilakukan dengan mengeksplorasi peran yang cerita dan tokohnya disesuaikan dengan peristiwa dari masa lalu pasien yang menjalani terapi. Saat menjalani terapi psikodrama, Anda akan diajak untuk melakoni drama agar bisa melihat lebih jelas inti permasalahan serta aspek emosional dari suatu kejadian.

Jenis terapi ini menggabungkan aspek permainan peran, presentasi diri yang dramatis, dan dinamika kelompok. Meski ditujukan untuk individu, terapi akan dilakukan dengan bantuan beberapa ‘aktor’ lain untuk membuat drama lebih utuh.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Terapi ini dilakukan di tengah lingkungan yang aman dan terpercaya, sehingga pasien bisa mengeksplorasi emosi dan masa lalu mereka secara bebas dengan bimbingan ahli yang terpercaya.

Psikodrama juga dapat diterapkan di berbagai ranah psikologi. Pada ranah industri dan organisasi, psikodrama biasanya digunakan dalam proses asesmen, pelatihan, team building, dan pembentukan budaya perusahaan

Sejarah psikodrama

Psikodrama merupakan bentuk asli psikoterapi kelompok yang dikembangkan pada awal 1900-an oleh seorang psikiater abad ke-20 kelahiran Romania yang bernama Jacob Levy Moreno.

Terapi eksperiensial psikodrama memungkinkan koreksi melalui pengulangan pengalaman dan kemudian peningkatan dinamis melalui latihan ekspresi dan peran. Moreno juga menciptakan istilah “terapi kelompok” dan “psikoterapi kelompok.”

Beberapa catatan penting mengenai lahir dan berkembangnya metode psikodrama adalah:

Psikodrama terlahir dari pengakuan Moreno atas pentingnya pendekatan kelompok dalam terapi serta minatnya terhadap filsafat, teater dan juga mistisisme.

Sesi pertama psikodrama diadakan pada tahun 1921.

Moreno lalu mendirikan Rumah Sakit Beacon pada akhir tahun 1930-an. Di rumah sakit ini terdapat penampilan teater terapeutik di mana psikodrama dapat dipraktikkan sebagai bagian dari terapi.

Tahun 1942 Moreno mendirikan American Society of Group Psychotherapy and Psychodrama.

Setelah kematian Jacob Moreno pada tahun 1974, istrinya Zerka terus mengajarkan dan melatih orang lain dalam melakukan pendekatan psikodrama.

Tahapan Psikodrama

Psikodrama terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:

  • 1. Pemanasan (Warming Up)

Tujuan tahap ini adalah membangun kepercayaan dari peserta kepada Director/Terapis/Sutradara dan yang lebih penting adalah membangun kepercayaan antar peserta. Pemanasan merupakan bagian penting dalam menumbuhkan kepercayaan dan ikatan dalam kelompok. Karena Psikodrama adalah terapi dalam setting kelompok yang proses terapinya mengambil dari dinamika interaksi dari kelompok.

Pemanasan bisa dilakukan dengan aktivitas fisik, seperti menari, bermain musik, dll untuk pemanasan fisik atau Olah Tubuhnya. Sementara untuk mengolah Rasa dengan mengenalkan emosi dan mengekpresikan emosi. Dalam tahap ini juga perlu pemanasan Pikiran dengan berimajinasi dan penjelasan tujuan dan situasi apa yang akan dikembangkan.

Berdasarkan pengalaman berpraktek, tahap pemanasan ini dirasa cukup, jika sudah muncul ungkapan rasa yang otentik, baik berupa “getar” kala berkata-kata, atau ada setitik air mata. Tanda-tanda tersebut dapat dijadikan pedoman sudah adanya saling percaya dalam kelompok. Saatnya memasuki tahap berikutnya.

  • 2. Pentas (Action)

Dalam tahap ini perlu diperhatikan adalah pemilihan Protagonis, seorang yang kita minta kesediaannya menceritakan “drama” hidupnya untuk dipertunjukkan. Ini merupakan penghargaan terhadap pilihan peserta untuk memutuskan kedalaman (keterlibatan) berprosesnya dalam terapi.

Pemilihannya dapat dengan menggunakan teknik Sosiometri agar keterlibatan semua anggota kelompok terwujud. Keterlibatan setiap anggota kelompok akan mendukung Protagonis untuk lebih berani mendapatkan “feel” yang dibutuhkan. Mereka dapat menjadi ego pendukung dalam drama yang dimainkan, mendukung Protagonis mencapai pemahaman baru atas masalah yang dihadapinya.

Meskipun hanya drama dari Protagonis yang dipertunjukkan, namun semua anggota kelompok akan larut dalam adegan-adegannya, baik yang terlibat menjadi Ego Pembantu, maupun yang hanya menonton. Karena turut merasakan apa yang dirasakan Protagonis, tanpa disadari semua anggota mengolah juga perasaannya sendiri, yang dihubungkan dengan pengalaman pribadi masing masing, demikianlah proses terapeutik terjadi pada seluruh anggota kelompok.

  • 3. Integrasi / Refleksi

Setelah pentas, pengalaman tersebut di refleksikan dan diintegrasikan, dengan melakukan sharing dalam kelompok. Sharing diawali dengan mengungkapkan perasaan dan pengalaman baru yang didapatkan. Perlu diperhatikan untuk tidak mengeluarkan pendapat yang menghakimi antar sesama.

Sharing ini diarahkan untuk tiap peserta mampu mengambil pelajaran dari pentas (action) yang telah dipertunjukkan tadi, dan mampu menemukan hal-hal yang mempengaruhi perasaan mereka dan mempengaruhi pola pikir mereka. Dengan demikian akan didapatkan perubahan pola pikir yang  mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.

Manfaat Psikodrama

Terapi psikodrama dapat membantu untuk mengatasi sejumlah kondisi yang memengaruhi citra diri, emosi, dan suasana hati. Beberapa kondisi yang mungkin dapat dibantu, termasuk:
  • Duka mendalam
  • Masalah identitas
  • Gangguan makan
  • Gangguan suasana hati
  • Gangguan kepribadian
  • Citra diri negatif
  • Masalah hubungan
  • Trauma

Keberhasilan Psikodrama

Seseorang yang sukses menjalani psikodrama, akan merasakan beberapa perubahan positif dalam hidupnya, seperti:
  • Merasa lebih kompeten dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Hal ini dapat berkontribusi pada meningkatnya pemahaman akan keadaan sekitar dan kemampuan menghadapi untuk keluar dari trauma.
  • Mencapai perspektif baru dan pola perilaku yang lebih efektif yang didapatkan dari meningkatnya pemahaman tentang peran seseorang dalam kehidupan, cara berinteraksi dengan orang lain, dan hal-hal yang mungkin menciptakan tantangan atau membatasi perubahan dalam hidup mereka.
  • Meningkatkan penggunaan bahasa dan perspektif Anda untuk mengeksplorasi kejadian di masa lalu, saat ini, atau masa depan.
  • Dapat melihat diri dan situasi mereka sendiri dari perspektif luar, sehingga sesi psikodrama sering menjadi tempat yang aman untuk mengeksplorasi solusi baru bagi berbagai kesulitan atau tantangan, baik masalah yang berakar pada penyebab luar atau situasi masa lalu.

https://about.me/yodisupriyadi