![]() |
Stress pada remaja perlu diidentifikasi sedini mungkin |
Penyebab Stres pada Remaja yg Harus Dipahami
Purwakarta, candatangan – Remaja adalah masa transisi perkembangan seseorang setelah melewati masa anak-anak dan sebelum memasuki masa dewasa. Menurut Erikson dalam Teori Psikososialnya, remaja berusia 12-20 tahun merupakan tahap terpenting di antara tahap perkembangan manusia lainnya, sebab di akhir masa remaja seseorang harus mampu mencapai tingkat identitas ego yg baik (Alwisol, 2019).
Tugas perkembangan remaja di masa ini yg terpenting adalah menemukan identitas atau jati diri dengan mengeksplorasi lingkungannya. Oleh karena itu, biasanya remaja sibuk dgn dunianya sendiri yg diakibatkan oleh ciri-ciri pubertas remaja laki-laki & perempuan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tugas perkembangan remaja yg berat karena sangat berpengaruh terhadap tahap perkembangan selanjutnya, ditambah dengan terjadinya perubahan secara drastis tentu saja dapat membuat remaja mudah merasa stres.
Faktor Stres
Menurut Walker (2002) dalam Nasution (2007) terdapat 3 faktor yg dapat menyebabkan stres pada remaja, di antaranya:
Faktor Biologis
- Berkaitan dengan sifat kepribadian yang diwariskan oleh individu pada keturunannya, meliputi genetik, kimia otak, kadar hormon, nutrisi, serta jenis kelamin.
- Riwayat gangguan mental pada keluarga.
- Keluarga menggunakan obat-obatan atau alkohol yang dapat menjadi penyebab anak terlahir cacat dan cara mengatasinya secara fisik maupun mental.
- Penyakit keturunan yg diderita remaja atau keluarga.
Faktor Kepribadian Individu
- Kepribadian individu terkait dengan tingkah laku, perasaan dan kegiatan manusia yg berfungsi untuk membangun seseorang menjadi satu-kesatuan, bukan beberapa fungsi yg terpecah
- Perilaku impulsif.
Stresor
Needlman (2004) menyebutkan beberapa stresor yg dirasakan remaja, yakni:
Biological Stress
Pada fase remaja, perubahan fisik akan terjadi secara cepat karena pengaruh perubahan hormon dalam tubuhnya. Hal ini menimbulkan rasa stres apabila perubahan yg terjadi tidak sesuai dgn body image yang diharapkan. Di saat yg sama, kebiasaan makan sembarangan dan tidur larut juga mempengaruhi kondisi fisik remaja menjadi semakin memburuk.
Family Stress
Dalam sebuah keluarga, terutama di negara Timur, kebanyakan orang tua bersikap otoritatif, padahal anak sedang semangat-semangatnya mencari pengalaman baru & merasa sudah bisa mandiri. Perbedaan prinsip tersebut dapat menyebabkan gesekan antara orang tua & remaja yg kemudian menimbulkan rasa stres pada remaja.
School Stress
Masa SMP-SMA yg dijalani remaja menjadi salah satu sumber utama stres karena beban akademik yg cukup berat sebab dapat mempengaruhi pergaulan serta tahap studi berikutnya. Kegagalan mendapatkan sekolah, perguruan tinggi, atau jurusan yg diinginkan tak jarang mnjd faktor penyebab rasa stres pada remaja.
Peer Stress
Banyak sumber stres yang disebabkan oleh teman sebaya. Remaja mungkin stres karena tidak memiliki teman dekat atau bisa juga justru merasa stres karena konflik yg terjadi antara ia dan temannya. Selain itu, remaja jg berusaha menyesuaikan diri dgn teman-temanya agar dapat diterima. Namun, terkadang lingkungan pertemanan yg kurang baik membuat remaja semakin tenggelam dengan perasaan stres.
Social stress
Masyarakat selalu punya standar moral yang diberikan sama rata pada setiap remaja. Akan tetapi, standar tersebut sangat sulit untuk dihindari terutama di daerah. Hal ini tentu saja dpt membuat remaja merasa tertekan hingga stres. Belum lagi pikiran-pikiran mengenai tanggung jawab yang harus diemban setelah melewati masa remaja. Hal tersebut tentu dapat memunculkan dampak perubahan mental pada remaja.