![]() |
Mengenal Manajemen Resiko |
Pengertian, Tujuan, Manfaaat dan Macam-macam Metode Manajemen Resiko
Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah proses
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha
menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat
diterima. Dalam hal ini risiko berkaitan dengan pendekatan atau metodologi
dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.
Pengertian Menejemen
Resiko Menurut Beberapa Sumber
Dalam KBBI arti kata risiko adalah hasil
dari tindakan yang tidak menyenangkan (merugikan, membahayakan). Ketidakpastian
ini bisa dalam bentuk ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko.
Dalam suatu perusahaan, manajemen risiko (risk management) adalah proses
perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan mengendalikan kegiatan organisasi
untuk meminimalkan risiko pendapatan perusahaan. Sederhananya, dapat kita
simpulkan bahwa manajemen risiko adalah sebuah proses mengawasi, mengelola, dan
mengambil keputusan guna menghindari risiko kerugian atau inefisiensi bisnis.
Menurut Milton C Regan dalam bukunya
“Risky Business”, pengertian manajemen risiko adalah penerapan beragam
kebijakan dan prosedur untuk meminimalisasi peristiwa yang menurunkan kapasitas
dan kualitas kerja perusahaan. Sementara itu menurut Noshworthy, pengertian
manajemen risiko adalah usaha mengurangi risiko dalam proses pelaksanaan teknis
dan pengambilan keputusan bisnis.
Menurut Fahmi, Manajemen risiko adalah
bidang ilmu yang secara khusus membahas bagaimana organisasi menerapkan
langkah-langkah dalam memetakan semua masalah menggunakan pendekatan manajemen
yang sistematis dan komprehensif.
Menurut Tampubolon, Manajemen risiko
adalah proses yang diarahkan dan proaktif yang bertujuan untuk mengakomodasi
kemungkinan kegagalan dalam satu atau bagian dari suatu transaksi atau
instrumen.
Pengertian Manajemen Risiko Menurut Smith
adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko
yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Tujuan Manajemen Risiko
Melacak Sumber-sumber Risiko
Poin pertama tujuan manajemen risiko
adalah guna melakukan mitigasi atau pelacakan sumber-sumber yang berpotensi
mengancam produktivitas dan keamanan bisnis. Proses pelacakan ini dapat
dilakukan dengan riset dan analisa prosedural dari setiap aktivitas perusahaan,
mulai dari proses produksi hingga pengelolaan aset.
Menyediakan Informasi Risiko Bagi
Perusahaan
Tujuan manajemen risiko yang berikutnya adalah
menyediakan informasi tentang sumber-sumber potensi risiko di perusahaan.
Setelah melakukan analisa, seorang manajer risiko perlu menyusun laporan risiko
berdasarkan data dari proses mitigasi.
Minimalisasi Kerugian Akibat Terjadinya
Risiko
Setelah risiko ditemukan dan dianalisa,
maka pihak-pihak yang terkait dengan risiko perlu melakukan upaya agar risiko
tidak sampai terjadi dan mengancam keberlangsungan bisnis. Dalam hal ini,
manajer risiko bisa membantu para pihak terlibat menemukan solusi penanganan
risiko, seperti melenyapkan potensi, meminimalisasi, atau mentransfer risiko ke
pihak lain.
Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder
Tujuan manajemen risiko perusahaan adalah
agar stakeholder merasa aman dan percaya dengan integritas bisnis. Stakeholder
di sini bukan sebatas investor saja, tapi juga pekerja, supplier, asuransi, dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan.
Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan
Perusahaan
Terakhir, tujuan manajemen risiko adalah
agar perusahaan bisa berkembang dengan stabil sesuai target bisnisnya. Dengan
adanya proses manajemen risiko, perusahaan bisa melakukan penanganan lebih
cepat terhadap sumber-sumber yang mengancam pertumbuhan usaha.
Manfaat Manajemen Risiko Bagi
Perusahaan
Meski punya tahapan panjang dan
berkelanjutan, faktanya proses manajemen risiko adalah salah satu komponen
pengelolaan bisnis terpenting yang bisa melindungi perusahaan Anda dari banyak
masalah. Selengkapnya tentang manfaat manajemen risiko adalah sebagai berikut:
Menjamin pencapaian tujuan
Manajemen dalam sebuah perusahaan
menggunakan segala cara yang baik untuk mencapai tujuan perusahaannya. Dalam
usaha untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal bisa terjadi. Ada hal-hal yang
bisa diantisipasi sebelumnya, dan ada kemungkinan masa depan yang penuh
ketidakpastian. Ketidakpastian itulah yang menimbulkan risiko. Tujuan akan
lebih mudah jika rintangan yang mungkin terjadi itu telah diketahui sebelumnya.
Ronny Kountur (2004) mengatakan, keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh
kemampuan manajemen. Menggunakan berbagai sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan perusahaan. Perusahaan bisa berhasil jika memiliki tujuan yang baik
untuk dicapai. Perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik akan lebih
mudah jalannya untuk mencapai tujuan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memiliki manajemen risiko yang baik.
Meminimalkan kemungkinan bangkrut
Semua perusahaan memiliki kemungkinan
bangkrut atau gulung tikar. Risiko bangkrut bisa menimpa siapa saja dan kapan
saja. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebuah perusahaan tidak akan bangkrut.
Perusahaan yang menerapkan manajemen
risiko (risk management) dengan baik akan sanggup menangani berbagai
kemungkinan yang merugikan yang akan terjadi pada perusahaannya. Hal ini bisa
meminimalkan kemungkinan kerugian dan eksistensi perusahaan bisa dipertahankan.
Meningkatkan keuntungan perusahaan
Manajemen risiko (risk management) yang
baik dan teratur tentu dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Salah satu
manfaat dari manajemen risiko adalah dapat memperkecil kerugian sehingga
keuntungan yang akan diperoleh semakin besar. Dengan penanganan risk management
yang baik, segala kemungkinan kerugian yang bisa menimpa perusahaan bisa dibuat
seminimal mungkin sehingga biaya menjadi lebih kecil dan keuntungan yang masuk
ke perusahaan bisa lebih bertambah. Hal ini harus menjadi salah satu indikator
suksesnya pelaksanaan manajemen risiko dalam suatu perusahaan.
Memberikan keamanan pekerjaan
Manajer harus memiliki kemampuan memahami,
menganalisa, dan menangani risiko. Manajer yang dapat menangani risiko dengan
baik dapat membantu menyelamatkan perusahaan.
Metode dalam Manajemen Risiko
Ada dua metode dalam manajemen risiko.
Pengendalian risiko dan pendanaan risiko adalah kedua metode tersebut. Kedua
metode tersebut lalu terbagi lagi menjadi beberapa macam. Pengendalian risiko
terbagi lagi menjadi lima macam, yaitu:
Risk Avoidance
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang
menimbulkan risiko. Misalnya: demi menghindari kerugian, sebuah perusahaan
memutuskan untuk tidak lagi memproduksi beberapa produk yang biaya produksinya
mahal.
Segregation
Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan orang atau barang yang dapat
menyebabkan kerugian. Misalnya: memisahkan beberapa karyawan di perusahaan yang
tengah berkonflik, entah itu memutasi mereka ke divisi atau kantor cabang lain,
atau merumahkan mereka untuk sementara waktu.
Loss Prevention
Metode manajemen risiko yang dilakukan dengan cara melakukan pencegahan
terhadap suatu risiko. Misalnya: perusahaan melakukan pengecekan laporan
keuangan setiap bulan, untuk mencegah terjadinya penggelapan uang perusahaan.
Loss Reduction
Metode ini dilakukan dengan mengurangi dampak kerugian yang terjadi pada suatu
hal. Misalnya: sebuah perusahaan mengurangi biaya produksinya, supaya
produksinya tidak menimbulkan kerugian.
Non-Insurance Transfer
Ini merupakan metode manajemen risiko yang dilakukan dengan memindahkan risiko
ke pihak lain, dengan catatan bahwa pihak lain tersebut siap menanggung
risikonya dan bersedia tidak diberi asuransi oleh perusahaan. Contoh: guna
menghindari risiko barang produksinya pecah belah, sebuah perusahaan
melemparkan risiko tersebut kepada jasa pengantar barang, dan pihak jasa
pengantar barang tersebut pun sepakat melakukannya.
Pendanaan resiko
Sementara itu, pendanaan risiko terbagi
atas dua macam, yaitu:
Risk Transfer
Metode pendanaan dan manajemen risiko ini sebeutulnya mirip dengan
non-insurance transfer. Bedanya, metode satu ini mengharuskan perusahaan
memberi asuransi kepada pihak lain yang menanggung risiko. Misalnya: memberi
asuransi kepada pihak distributor produk perusahaan.
Risk Retention
Metode pendanaan dan manajemen risiko yang dilakukan dengan cara
memberi ganti rugi kepada suatu risiko. Misalnya: perusahaan rela mengembalikan
uang yang dibayar pelanggan, bila produk yang diterima konsumen rusak ataupun
cacat.