10 Hadits Nabi Muhammad SAW Tentang Pentingnya Menjaga Lisan

Pentingnya menjaga lisan

Hadits Nabi Muhammad SAW Tentang Pentingnya Menjaga Lisan

Dilansir dari laman BincangSyariah.com. Di dalam kitab Lubbabul Hadits bab ke tiga puluh tiga, imam As-Suyuthi (w. 911) menuliskan sepuluh hadis tentang fadhilah atau keutamaan diam yang perlu kita perhatikan sebagaimana berikut.

Hadis Pertama

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {الْعَافِيَةُ عَشَرَةُ أَجْزَاءٍ تِسْعَةٌ فِى الصَّمْتِ وَالْعَاشِرُ فِى الْعُزْلَةِ عَنِ النَّاسِ}.

Nabi saw. bersabda, “Kesehatan itu ada sepuluh bagian, sembilannya di dalam diam, dan kesepuluhnya di dalam menyediri dari manusia.” 

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-Dailami dari sahabat Ibnu Abbas r.a.

Hadis Kedua

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ شَيْءٍ نَجَاسَةٌ وَنَجَاسَةُ اللِّسَانِ الْبَذَاءَةُ}.

Nabi saw. bersabda, “Setiap sesuatu itu najis, dan najisnya lisan itu bicara keburukan.” 

Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.

Hadis Ketiga

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ صَمَتَ نَجَا}.

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang diam (dari perkataan yang tidak ada gunanya), maka ia akan selamat (dari siksaan di hari akhir).” 

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad bin Hanbal dan imam At-Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin ‘Amr r.a.

Hadis Keempat

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {سُكُوْتُ الْعَالِمِ شَيْنٌ، وَكَلاَمَهُ زَيْنٌ وَكَلَامُ الْجَاهِلِ شَيْنٌ وَسُكُوْتُهُ زَيْنٌ}.

Nabi saw. bersabda, “Diamnya orang yang berilmu itu aib dan bicaranya adalah perhiasan, sedangkan bicaranya orang yang bodoh adalah aib, sedangkan diamnya adalah perhiasan.”

Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.

Hadis Kelima

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {أَصْلُ الْإِيْمَانِ السُّكُوْتُ إلاَّ عَنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى}.

Nabi saw. bersabda, “Asalnya keimanan itu diam kecuali dari dzikir kepada Allah ta’ala.”

Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.

Hadis Keenam

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {الصَّمْتُ زَيْنٌ لِلْعَالِمِ وَسَتْرٌ لِلْجَاهِلِ}.

Nabi saw. bersabda, “Diam itu hiasan untuk orang yang berilmu dan penghalang untuk orang yang bodoh.”

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Abus Syaikh dari Mahraz bin Zuhair Al-Aslami dan imam Al-Baihaqi dari Sufyan bin ‘Uyainah.

Hadis Ketujuh

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {كَمْ مِنْ كَلِمَةٍ سَلَبَتْ نِعْمَةً وَكَمْ مِنْ كَلِمَةٍ جَلَبَتْ نَقْمَةً}.

Nabi saw. bersabda, “Banyak sekali kata yang dapat merusak nikmat, dan banyak sekali kata yang dapat merusak kesusahan.” 

Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.

Hadis Kedelapan

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَنْ أَخْرَسَ لِسَانَهُ لَمْ يَسْتَحِقّ أَحَدٌ مُهِمَّاتِهِ}.

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang bisu lisannya, maka seseorang tidak berhak hal-hal yang penting darinya.” 

Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.

Hadis Kesembilan

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {الْحِكْمَةُ عَشَرَةُ أجْزَاءٍ تِسْعَةٌ مِنْهَا فِى الْعُزْلَةِ وَوَاحِدٌ فِى الصَّمْتِ}.

Nabi saw. bersabda, “Hikmah itu ada sepuluh bagian, sembilan darinya adalah di dalam menyendiri, dan satunya di dalam diam.” 

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu ‘Adi dan imam Ibnu La’al dari sahabat Abu Hurairah r.a.

Hadis Kesepuluh

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {الصَّمْتُ حُكْمٌ وَقَلِيْلٌ فَاعِلُهُ}.

Nabi saw. bersabda, “Diam itu (kumpulan dari) hikmah-hikmah, dan sedikit yang melakukannya.” 

Hadis ini diriwayatkan oleh imam Al-Qudha’i dari sahabat Anas bin Malik r.a. dan imam Ad-Dailami dari sahabat Umar r.a.

Advertisements