Grafiti : Seni Komunikasi Kuno yang Terus Berevolusi

Grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu 


Purwakarta,candatangan – Grafiti
adalah
 coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi
warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat
tertentu. Selain itu, grafiti di indikasi sebagai media alternatif penyampaian
pesan-pesan yang ingin di tampilkan oleh senimannya.

Menurut Wikipedia, Grafiti (juga
dieja Graffity atau Graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang
menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata,
simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini
biasanya Produk cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot ada, grafiti
umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

 

Sejarah Grafiti

Secara garis history, kebiasaan melukis di dinding bermula
dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa itu,
grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan
semangat berburu. Perkembangan kesenian pada zaman Mesir kuno juga
memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini
mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah
dimumikan.

Grafiti sendiri diambil dari bahasa latin, “Graphium” yang
artinya menulis. Awalnya istilah itu dipakai oleh para arkeolog untuk
mendefinisikan tulisan-tulisan di bangunan kuno bangsa Mesir dan Romawi kuno.

Setelah peradaban Mesir, kegiatan melukis dinding sebagai
sarana menunjukkan ketidak puasan terhadap bentuk pemerintahan dimulai pada
zaman Romawi. Di temukanmya bukti-bukti yang mendukung pada lukisan sindiran terhadap
pemerintahan dan kaisar di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di
reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat
propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu yang
dilarang oleh kaisar.

 

Perkembangan Grafiti

Dilansir dari britishcouncil.org, sejarah graffiti modern pertama muncul di Philadelphia pada tahun 1960an. Kemudian, graffiti mulai berkembang sebagai bentuk seni yang dikenal sebagai “tag” yang berbentuk tulisan nama gang tertentu. Kegiatannya, “tagging”, dilakukan oleh para anggota gang yang dikenal sebagai “crew” untuk menandakan kawasan kekuasaan mereka. Selain itu, graffiti sering kali menjadi sarana untuk menyampaikan kekecewaan atau protes terhadap pemerintah. Kondisi yang sulit serta jarak yang jauh antara masyarakat dan pemerintah menjadikan graffiti sarana komunikasi yang diharapkan bisa menyampaikan pesan.

Sepanjang tahun 1960 hingga 1970an, graffiti tersebar luas secara sporadis. Pada masa itu, coretan graffiti bisa dengan mudah ditemui di subway, gerbong kereta, bawah jembatan, atau tembok-tembok pemukiman. Seiring diterimanya graffiti sebagai bentuk seni, terdapat pula reaksi kontra dari pemerintah. Walikota New York pada tahun 1980an, John Lindsey, mulai menyatakan perang terhadap aksi graffiti. Coretan yang tadinya dianggap seni sekarang menjadi bentuk vandalisme.

Pada perkembangannya, Graffiti tak terlepas dari media untuk
menyatakan ketidaksepakatan pada satu hal tertentu. Alat yang digunakan pada
masa kini biasanya produk cat semprot kaleng atau juga airbrush. Sebelum cat
semprot ada, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau
kapur yang sering di temukan pada situs-situs peradaban masa lalu.

 

Jenis jenis graffiti berdasarkan bentuknya:

  1. bubble
    merupakan tulisan atau font graffiti yang berbentuk seperti
    gelembung-gelembung.
  2. throw
    up
    graffiti yang berpenampilan/bercorak warna yang sederhana.
  3. roll
    up
    tulisan graffiti yang berkomposisi warna hitam dan putih, warna dalam
    tulisan yang berwarna putih dan garis luarnya yang berwarna hitam.
  4. stencil
    gambar yang dibuat menggunakan cetakan atau mal, kemudian dicat atau
    disemprot dengan cat semprot.
  5. wildstyle
    tulisan yang dibuat oleh bomber yang sulit untuk dibaca, hanya orang orang
    tertentu yang bisa membaca atau bomber tersebut.
  6. 3D
    merupakan tulisan graffiti yang seakan akan bisa dilihat dari 3 arah.

 

Gaya Graffiti

Seperti setiap seni, grafiti memiliki gaya tersendiri. Berikut beberapa jenis gaya graffiti:

– Tagging. Satu bisa mengatakan bahwa jenis ini adalah awal dari sejarah
grafiti. Namun saat ini dianggap hanya sebagai tambahan nya. Tag adalah tanda
tangan penulis, julukannya ditulis dalam satu warna. Ini adalah bagian integral dari
grafiti, menempatkan semua karya.

– Bomb. Biasanya itu dicat pada transportasi pada kecepatan yang sangat
cepat. pembom hari menggunakan untuk tujuan mereka darat kereta. Tidak kualitas
tetapi kuantitas lukisan, dibuat dalam waktu yang sangat singkat, adalah tujuan
dari bomb.

– Writing – adalah prasasti grafiti di akal sehat nya, lukisan gaya
yang berbeda yang dibuat oleh penulis di dinding gerbong. (Вагонах).

– Schratcing (scrabbing). Sama dengan penandaan menggaruk
adalah salah satu tambahan grafiti. Hal ini dilakukan pada jendela di
transportasi dengan grinda.

 

Grafiti pada zaman modern

Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh
menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan
kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir
tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.

Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang
sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami
golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap
keadaan sosial yang mereka alami.

Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan
menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap
merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal
yang mengawali kariernya dari kegiatan grafiti.

 

Fungsi Grafiti

  • Bahasa rahasia kelompok tertentu.
  • Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial.
  • Sarana pemberontakan.
  • Sarana ekspresi ketakutan terhadap kondisi politik dan
    sosial
  • Background Photoshoot

https://about.me/yodisupriyadi

Komentar