.jpeg)
Purwakarta, candatangan – Diketahui, surat An-Nas merupakan surat terakhir dalam Al-Qur’an. Meski surat terakhir dalam Alquran, surat ini jadi salah satu surat yang paling awal dipelajari umat Muslim.
Surah An-Nas (bahasa Arab:النَّاسِ, “Manusia”) adalah surah terakhir atau surat ke-114 dalam al-Qur’an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali dinamakan dalam surat ini yang memiliki makna manusia.
Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah. Pokok surah adalah menganjurkan manusia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan adil yang berasal dari golongan manusia maupun jin.
Bacaan QS An-Nas
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Bismilahirahmanirahim
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Qul Audu bi rabin nas
مَلِكِ النَّاسِ
Malikin nas
إِلَهِ النَّاسِ
Ilahin nas
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
min syarrin was wasil kha nas
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
alazi yuwaswisu fi sudurin nas
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
minal jinati wan nas
Artinya:
Katakanlah: “Saya berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
Raja manusia.
Sembahan manusia.
Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
Dari (golongan) jin dan manusia.
Keutamaan Surah An-Nas
Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila berhasrat tidur, Dia membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan pengahabisan disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.
Fadillah QS An-Nas
Sayyidiah’ Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, pengahabisan Dia mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas lalu disapukan pada bagian badan yang digigit kala tadi.
‘Uqbah bin’ Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalm suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Dia membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Dia juga sebagai membacanya.
Barang siapa terkena penyakit karena afal syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut.
Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.
Asbabun Nuzul
Surat An-Nas turun bersama surat Al Falaq. Menurut pendapat Hasan, Atha’, Ikrimah dan Jabir, Surat An Nas adalah surat makkiyah. Ini merupakan pendapat mayoritas. Namun ada juga yang berpendapat Surat An Nas adalah madaniyah berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dan Qatadah.
Kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah dengan ‘ain. Yakni pandangan mata yang merusak atau membinasakan. Lalu Allah menurunkan dan mengajarkan Surat Al Falaq dan Surat An Nas ini kepada Rasulullah untuk menangkalnya. Ini asbabun nuzul yang menjadi tumpuan pendapat bahwa Surat An Nas makkiyah.
Sebagian ulama lebih detil menyebut surat An Nas merupakan surat ke-21 yang turun kepada Rasulullah dari segi tertib turunnya. Yakni sesudah Surat Al Falaq dan sebelum Surat Al Ikhlas.
Asbabun nuzul yang menjadi dasar pendapat ayat ini Madaniyah, surat ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saat seorang Yahudi Madinah bernama Lubaid bin A’sham menyihir beliau.
Lubaid bin A’sham menyihir Rasulullah dengan media pelepah kurma berisi rambut beliau yang rontoh ketika bersisir, beberapa gigi sisir beliau serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk jarum. Lalu Allah menurunkan Surat Al Falaq dan An Nas.
Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut.
Tafsir QS An-Nas
Menurut Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H
Pada ayat 1 s/d 6, Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
ReferensiDepartemen Agama RI.2007.Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Jumanatul ‘Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Agung.Bandung:J-Art
https://about.me/yodisupriyadi