Purwakarta, candatangan – Diriwayatkan dari Yahya bin Aktsam bahwa Khalifah Al-Makmum mempunyai sebuah majelis pertemuan. Suatu hari, masuklah seorang pria yahudi. Ia berbicara dengan sangat bagus dan indah. Seusai majelis Khalifah pun bertanya
“Apakah anda seorang Yahudi?”
“Benar, Tuan”
“Masuklah Islam maka saya akan memberimu ini dan itu…”
“Tidak! Aku akan tetap berpegang dengan agamaku dan agama nenek moyangku…”
Singkat cerita, setahun kemudian pria yahudi itu muncul kembali, tetapi ia telah menjadi seorang muslim. Seusai majelis Khalifah memanggilnya.
“Bukankah engkau pria yahudi yang dulu pernah hadir pula di majelis ini ?”
“Benar sekali, Tuan”
“Bagaimana pula kisah keislamanmu?”
“Saat itu, ketika saya meninggalkan majelis anda ini, saya terpikir untuk menguji satu persatu agama-agama ini. Dan kebetulan saya mempunyai tulisan yang indah. Saya pun mengambil sebuah kitab Taurat, lalu menulisnya sebanyak tiga eksemplar dengan melakukan penambahan dan pengurangan terhadapnya. Kemudian saya menawarkannya ke sebuah sinagog, dan ternyata mereka mau membelinya.
Kemudian saya mengambil sebuah kitab Injil, lalu melakukan hal yang sama (yaitu menulisnya sebanyak tiga eksemplar dengan melakukan penambahan dan pengurangan) untuk kemudian saya tawarkan kepada sebuah gereja. Ternyata mereka pun mau membelinya.
Selanjutnya saya mengambil sebuah kitab Al-Qur’an. Saya pun menulisnya sebanyak tiga eksemplar dengan juga melakukan penambahan dan pengurangan terhadap ayat-ayatnya. Lalu saya pun menawarkannya kepada tukang-tukang kertas. Mereka kemudian memeriksa halaman demi halamannya. Ketika mereka mengetahui adanya penambahan dan pengurangan, mereka pun langsung menolak dan tidak mau membelinya. Saat itulah saya sadar bahwa Kitab itu (Al-Qur’an) memang akan selalu terjaga. Dan itulah yang menyebabkan saya masuk Islam.”
Al-Quran sebagaimana kita ketahui telah dijamin penjagaannya oleh Allah. Berbagai cara Allah menjaga Al-Quran, sebagaimana ditegaskan dalam tafsir surah Al-Hijr ayat 9.
Berikut bunyi QS. Al-Hijr [15]: 9,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hirj [15]:9)
Menurut As-Sa’di dalam Taisīr al-Karīm al-Raḥmān (halaman 429), Allah menjaga Al-Quran pada masa penurunannya dan setelah masa penurunannya. Pada masa penurunannya Allah menjaga Al-Quran dari pencurian setan sedangkan pada masa sesudah penurunannya, Allah menjaga Al-Quran dari perubahan, penambahan, maupun pengurangan lafad dan penggantian maknanya. Cara Allah menjaga Al-Quran salah satunya dengan menyimpannya di dalam dada utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad, dan kemudian di dalam dada umat Nabi Muhammad.
Imam Al-Qurthubi di dalam Al-Jami’ fi Ahkam Al-Qur’an
Sumber : Telegram
Komentar