Purwakarta, candatangan – Hewan sebagai makhluk hidup tentu memiliki ciri-ciri seperti butuh makan, bergerak, bernapas, bertumbuh, dan berkembang biak. Perkembangbiakan pada hewan terbagi dalam dua klasifikasi, yakni perkembangbiakan secara generatif (kawin) dan perkembangbiakan secara vegetatif (tanpa kawin).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pada artikel ini, kita akan berfokus pada perkembangbiakan secara generatif. Perkembangbiakan secara generatif terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Ovipar, yakni hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur.
- Vivipar, yakni hewan yang berkembang biak dengan cara beranak.
- Ovovivipar, yakni hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan beranak.
Kenapa Katak?
Katak atau di sebut tama pemakan serangga yang hidup di air tawar atau di daratan, berkulit licin, berwarna hijau atau merah kecokelat-cokelatan, kaki belakang lebih panjang, pandai melompat dan berenang.
Katak Berkembang Biak dengan Cara Ovipar
Mengapa katak berkembang biak dengan cara ovipar? Berdasarkan penjelasan singkat di atas, dapat dipahami bahwa katak disebut berkembang biak dengan cara ovipar karena termasuk hewan bertelur.
Tim Guru Indonesia (2010: 187) dalam Buku Pintar Pelajaran SD/MI 5 in 1 menjelaskan bahwa ada ciri-ciri hewan ovipar, yaitu:
- Tidak mempunyai daun telinga.
- Tidak mempunyai kelenjar susu.
- Tidak menyusui anaknya.
Jadi, sudah jelas bahwa katak adalah hewan ovipar. Supaya makin paham tentang perkembangbiakan katak, mari simak siklus hidup katak berikut ini.
Siklus Hidup Katak
Siklus hidup atau daur hidup katak terbilang unik. Pasalnya, katak kecil hidup di dalam air dan bernapas dengan menggunakan insang. Namun, saat dewasa, katak hidup di dua alam dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Unik bukan?
Jadi, katak itu berasal dari telur-telur katak. Biasanya, katak betina atau induk katak dapat menghasilkan 5.000 – 20.000 telur ketika bertelur. Induk juga tidak akan mengerami telurnya sehingga telur-telur itu akan menetas dengan sendirinya.
Setelah telur menetas, keluarlah kecebong atau berudu. Berudu ini kemudian akan berubah menjadi katak muda yang memiliki kaki dan memiliki ekor. Setelah dewasa, berudu akan menjadi katak tanpa ekor.