Marhaban Ya Ramadhan |
Purwakarta, candatangan.site – Salat tarawih merupakan ibadah sunah yang hanya
dikerjakan setiap bulan Ramadan. Walau bersifat sunah, salat tarawih
dianjurkan untuk dikerjakan karena setiap umat Muslim yang menjalankannya akan
mendapatkan pahala besar.
Dalam pelaksanaannya, salat tarawih dikerjakan sesudah salat isya hingga waktu
yang tidak ditentukan tergantung imam masjid yang menyelenggarakan. Salat
terawih biasanya di tutup atau diakhiri dengan salat witir.
Pelaksanaan Salat witir dapat dilakukan sebanyak satu ataupun tiga rakaat,
masing-masing dikerjakan dengan dua rakaat dan diakhiri dengan salam.
Niat sholat tarawih dan witir dibedakan berdasarkan posisi sebagai imam,
makmum, atau sendiri. Berikut ini penjelasannya.
Salat tarawih adalah salat sunah saat bulan Ramadan yang sudah dikerjakan
sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Tarawih beserta witir dapat dikerjakan
berjamaah di masjid atau di rumah, dapat pula dilakukan sendiri. Bacaan niat
salat tarawih dan witir dibedakan berdasarkan posisi sebagai imam, makmum,
atau sendiri.
Diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW. mengerjakan salat tarawih di masjid dan di
rumah. Dituturkan Aisyah, istri Rasulullah, bahwa beliau salat (tarawih) di
masjid pada suatu malam. Orang-orang bermakmum kepada beliau. Malam
berikutnya, Rasulullah kembali salat tarawih dan jamaahnya semakin banyak.
Pada malam ketiga atau keempat, jamaah telah berkumpul, tetapi Nabi tidak
keluar rumah. Ketika pagi Rasulullah berkata, “Aku melihat apa yang kalian
perbuat. Aku pun tidak ada uzur yang menghalangiku untuk keluar menemui
kalian, tetapi aku khawatir ia (salat tarawih) diwajibkan,”(H.R. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik, dan Ahmad).
Dari riwayat tersebut, terlihat kasih sayang Nabi Muhammad SAW. terhadap umat
Islam. Beliau tidak mewajibkan muslim untuk mengerjakan salat tarawih, tetapi
menyifatinya dengan kesunahan.
Bacaan Niat Salat Tarawih
Dalam pelaksanaan salat tarawih, terdapat perbedaan bacaan niat antara sebagai
imam atau sebagai makmum.
Niat sholat tarawih dan witir perlu umat Islam ketahui lantaran ibadah sunah
pada setiap malam bulan Ramadhan ini dibedakan berdasarkan posisi sebagai
imam, makmum, atau sendiri.
Salat tarawih adalah salat sunah saat bulan Ramadan yang sudah dikerjakan
sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Tarawih beserta witir dapat dikerjakan
berjamaah di masjid atau di rumah, dapat pula dilakukan sendiri. Bacaan niat
salat tarawih dan witir dibedakan berdasarkan posisi sebagai imam, makmum,
atau sendiri.
Diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW. mengerjakan salat tarawih di masjid dan di
rumah. Dituturkan Aisyah, istri Rasulullah, bahwa beliau salat (tarawih) di
masjid pada suatu malam. Orang-orang bermakmum kepada beliau. Malam
berikutnya, Rasulullah kembali salat tarawih dan jamaahnya semakin banyak.
Pada malam ketiga atau keempat, jamaah telah berkumpul, tetapi Nabi tidak
keluar rumah. Ketika pagi Rasulullah berkata, “Aku melihat apa yang kalian
perbuat. Aku pun tidak ada uzur yang menghalangiku untuk keluar menemui
kalian, tetapi aku khawatir ia (salat tarawih) diwajibkan,”(H.R. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik, dan Ahmad).
Dari riwayat tersebut, terlihat kasih sayang Nabi Muhammad SAW. terhadap umat
Islam. Beliau tidak mewajibkan muslim untuk mengerjakan salat tarawih, tetapi
menyifatinya dengan kesunahan.
Dalam kaitannya dengan pandemi virus Corona (COVID-19) di Indonesia, MUI
(Majelis Ulama Indonesia) menerbitkan Fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19.
Salah satu isi fatwa tersebut adalah, jika seorang muslim berada di kawasan
yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi, maka ia boleh
meninggalkan salat tarawih di masjid atau tempat umum lainnya dan mengerjakan
di kediaman.
Niat Salat Tarawih Sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi
ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunah tarawih dua rakaat dengan menghadap
kiblat, tunai karena Allah Ta’ala.”
Niat Salat Tarawih Sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi
ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap
kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
Niat Salat Tarawih Sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman
lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap
kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Bacaan Niat Salat Witir
Salat witir merupakan salat yang berjumlah ganjil dan sebagai salat sunah
penutup. Salat witir sebaiknya dikerjakan sejumlah 3 rakaat dengan 2 kali
salam (2 rakaat ditambah 1 rakaat) atau 3 rakaat sekaligus dengan satu kali
salam.
Niat Salat Witir Dua Rakaat Sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an imāman
lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah bagian dari salat witir dua rakaat dengan
menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
Niat Salat Witir Dua Rakaat Sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an makmūman
lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah bagian dari salat witir dua rakaat dengan
menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Salat Witir Satu Rakaat Sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا
لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal Witri rak‘atan mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi
ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir satu rakaat dengan menghadap
kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”
Niat Salat Witir Satu Rakaat Sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal Witri rak‘atan mustaqbilal qiblati adā’an makmūman lillāhi
ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir satu rakaat dengan menghadap
kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Salat Witir Tiga Rakaat Sebagai Imam
Usholli sunnatal witri tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan imaaman
lillahi ta’aala
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir tiga rakaat menghadap kiblat
sebagai imam karena Allah Ta’ala”
Niat Salat Witir Sendiri Satu Rakaat
Ushallii sunnatam minal witri rak’atal lillaahhi ta’aalaa.
Artinya, “Aku niat salat sunah witir satu rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat Salat Witir Sendiri Dua Rakaat
Ushallii sunnatam minal witri rak’ataini lillaahhi ta’aalaa.
Artinya, “Aku niat salat sunah witir 2 rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat Salat Witir Sendiri Tiga Rakaat Sekaligus
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً
لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka‘âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi
ta‘âlâ
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir tiga rakaat dengan menghadap
kiblat, karena Allah Ta’ala.”
Semoga bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.