Bahaya memendam perasaan dalam jangka waktu lama dan resiko kemungkinan mati muda. Ini Penjelasan para Ahli

Emosi dan Resiko Mati Muda
Purwakarta, candatangan.site – Terbiasa memendam perasaan atau emosi dalam jangka waktu yang lama ternyata memberikan dampak buruk bagi tubuh.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Bagi sebagian orang mungkin terbiasa untuk memendam emosi dan tidak mengekspresikannya ke luar untuk menyelesaikan masalah dan menyimpannya sendiri.

Tapi tahukah kamu, kebiasaan ini ternyata justru membahayakan loh. Tidak hanya dapat menambah beban pikiran dan mental, kebiasaan ini ternyata berdampak bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan

Memendam emosi juga membawa pengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan mental. penelitian yang diikuti selama 12 tahun menunjukkan, orang yang sering memendam perasaannya memiliki kemungkinan mati muda. setidaknya 3 kali lebih besar, dibandingkan dengan orang yang terbiasa mengekspresikan perasaannya.

Orang yang terbiasa memendam perasaannya akan membawa pikiran negatif dalam tubuh yang dapat mengganggu keseimbangan hormon yang dapat meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kerusakan sel seperti kanker.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research menemukan bahwa memendam emosi dapat meningkatkan risiko kematian. Hal ini karena, energi yang timbul akibat sering memendam emosi atau perasaan ini merupakan energi yang tidak sehat bagi tubuh.

Energi dari emosi yang ditekan ini bisa menjadi penyebab dari tumor, pengerasan arteri, kaku sendi, serta melemahkan tulang.

Jika kebiasaan ini sering dilakukan dalam kurun waktu yang lama, hal ini dapat berkembang menjadi kanker, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh rentan terkena penyakit.

Berikut sejumlah bahaya memendam emosi bagi kesehatan dilansir dari berbagai sumber:

1. Rentan terhadap inflamasi

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara ketidakmampuan mengekspresikan emosi dengan kerentanan terhadap inflamasi (peradangan). Peneliti Finlandia melaporkan bahwa orang-orang yang didiagnosis tak mampu mengekspresikan emosi, memiliki kadar zat kimia inflamasi yang tinggi dalam tubuh. Sebaliknya, penelitian menunjukkan orang yang bahagia memiliki kadar zat kimia inflamasi yang lebih rendah. 

2. Melemahkan sistem kekebalan tubuh

Memendam emosi memang tidak langsung menyebabkan suatu penyakit, namun kondisi ini dapat melemahkan sistem kekebahan tubuh. Akibatnya, Anda lebih mudah terserang berabgai jenis penyakit, mulai penyakit ringan seperti pilek sampai penyakit kronis seperti kanker. 

3. Mengakibatkan kecemasan berlebih

Emosi yang dipendam terus menerus bisa menyebabkan gangguan kecemasan. Gangguan cemas berkepanjangan mengakibatkan otak memproduksi hormon stres secara berkala. Hal ini akhirnya bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik, seperti sakit kepala, mual, muntah, hingga kesulitan bernafas. 

4. Mengakibatkan depresi

Emosi negatif yang tidak tersalurkan dengan baik juga dapat menimbulkan depresi. Jika sudah sampai tahap ini, emosi negatif akan berubah menjadi perasaan hampa, putus asa, bahkan perasaan ingin mengakhiri hidup. 

Gejala yang timbul akibat depresi antara lain sering merasa lelah, sulit tidur pada malam hari, dan kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang biasanya Anda sukai. Depresi juga bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. 

5. Meningkatkan risiko kematian dini

Memendam emosi juga bisa meningkatkan risiko kematian dini. Penelitian yang diikuti selama 12 tahun menunjukkan bahwa orang yang sering memendam perasaan memiliki kemungkinan mati muda. Setidaknya tiga kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang terbiasa mengekspresikan perasaannya

Sumber Referensi:

Huffington Post

Advertisements